TV ONLINE

Widget By: Forantum

Kamis, 03 Februari 2011

Masjid Yang Tak Roboh Oleh Bom Atom dan Gempa Bumi Di Jepang Hiroshima !


Kobe Mosque merupakan masjid pertama di Jepang. Masjid ini dibangun tahun 1928 di Nakayamate Dori, Chuo-ku. Kobe berarti gate of God atau gerbang Tuhan.


Tahun 1945, Jepang terlibat perang Dunia Kedua. penyerangan Jepang atas pelabuhan Pearl Harbour di Amerika telah membuat pemerintah Amerika memutuskan untuk menjatuhkan bom atom pertama kali dalam sebuah peperangan.



Dan Jepang pun kalah. Dua kotanya, Nagasaki dan Hiroshima dibom Atom oleh Amerika. Saat itu, kota Kobe juga tidak ketinggalan menerima akibatnya. Boleh dibilang Kobe menjadi rata dengan tanah.


Ketika bangunan di sekitarnya hampir rata dengan tanah, Masjid Muslim Kobe tetap berdiri tegak. Masjid ini hanya mengalami keretakan pada dinding luar dan semua kaca jendelanya pecah. Bagian luar masjid


menjadi agak hitam karena asap serangan bom. Tentara Jepang yang berlindung di basement masjid selamat dari ancaman bom, begitu juga dengan senjata-senjata yang disembunyikannya. Masjid ini kemudian menjadi tempat pengungsian korban perang.



Pemerintah Arab Saudi dan Kuwait menyumbang dana renovasi dalam jumlah yang besar. Kaca-kaca jendela yang pecah diganti dengan kaca-kaca jendela baru yang didatangkan langsung dari Jerman. Sebuah lampu hias baru digantungkan di tengah ruang shalat utama. Sistem pengatur suhu ruangan lalu dipasang di masjid ini.


Sekolah yang hancur akibat perang kembali direnovasi dan beberapa bangunan tambahan pun mulai dibangun. Umat Islam kembali menikmati kegiatan-kegiatan keagamaan mereka di Masjid Muslim Kobe.


Krisis keuangan sering menghampiri kas komite masjid. Pajak bangunan yang tinggi membuat komite masjid harus mengeluarkan cukup banyak biaya dari kasnya. Beruntung, banyak donatur yang siap memberikan uluran tangannya untuk menyelesaikan masalah keuangan pembangunan dan renovasi masjid ini. Donasinya bahkan bisa membuat Masjid Muslim Kobe menjadi semakin berkembang.



Kekokohan Masjid Kobe diuji lagi dengan Gempa Bumi paling dahsyat tahun 1995. Tepatnya pada pukul 05.46 Selasa, 17 Januari 1995. Gempa ini sebenarnya bukan hanya menimpa Kobe saja, tapi juga kawasan sekitarnya seperti South Hyogo, Hyogo-ken Nanbu dan lainnya.


Para ahli menyebutkan bahwa gempa itu disebabkan oleh tiga buah lempeng yang saling bertabrakan, yaitu lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Meski hanya berlangsung 20 detik, namun gempa ini memakan korban jiwa sebanyak 6.433 orang, yang sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Selain itu gempa Kobe juga mengakibatkan kerusakan besar kota seluas 20 km dari pusat gempa.


Gempa bumi besar Hanshin-Awaji merupakan gempa bumi terburuk di Jepang sejak Gempa bumi besar Kanto 1923 yang menelan korban jiwa 140.000 orang. Namun hingga kini masjid Kobe tetap berdiri kokoh dan tegak, seakan tidak tergoyahkan meski didera berbagai bencana. Semoga dakwah Islam di Jepang setegar masjid ini.
READ MORE - Masjid Yang Tak Roboh Oleh Bom Atom dan Gempa Bumi Di Jepang Hiroshima !

Jumat, 27 Agustus 2010

Misteri Dibalik Hari Peringatan Kemerdekaan 17 Agustus 1945

17 Agustus 1945 merupakan hari besar kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Pada tanggal tersebut, merupakan hari paling bersejarah bagi seluruh bangsa Indonesia, karena di hari itulah awal dari sejarah rakyat Indonesia dalam memproklamasikan kemerdekaannya setelah ratusan tahun lebih di dalam naungan penjajahan, sekaligus pertanda awalnya revolusi Indonesia.

Namun, dibalik itu semua, menyimpan misteri-misteri yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya. Dan sebagai rakyat Indonesia, yang mencintai akan sejarah bangsanya, sudah sewajarnyalah untuk mengetahui misteri-misteri apa saja yang terkandung di dalamnya.


Berikut ialah misteri-misteri tentang kemerdekaan Republik Indonesia yang sakral tersebut :


1. Alasan Soekarno Menetapkan Tanggal 17 Agustus Sebagai Hari Proklamasi Indonesia

Dua hari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, terjadi percakapan antara Soekarno dengan Sukarni.

Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17 “, ujar Soekarno kala itu.

Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16 ?” tanya Sukarni.

”Saya seorang yang percaya pada mistik. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi, saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan Suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “, Soekarno menerangkan alasannya.


2. Bung Karno Sakit Saat Proklamirkan Kemerdekaan

Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi, dan sangat lelah setelah begadang bersama para penyusun konsep naskah proklamasi di Rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah-tengah bulan puasa Ramadhan.

'Pating greges', keluh Bung Karno setelah dibangunkan Dr. Soeharto, dokter pribadi kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri Chinineurethan intramusculair dan menenggak Pil Brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. "Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!", ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati.

Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya", sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat dan khidmat itu selesai, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya (masih dalam kondisi meriang), akan tetapi sebuah revolusi telah dimulai.


3. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana

Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa Protokol, tak ada Korps musik, tak ada konduktor, dan tak ada Pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari Batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun.


4. Bendera dari Seprai dan Kain Tukang Soto

Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi Republik Indonesia. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat pertama kalinya? Warna putihnya diambil dari kain Seprei tempat tidur, dan warna merahnya dari kain Tukang soto.


5. Perintah Pertama Presiden Soekarno Saat Pertama Kali Menjadi Presiden RI adalah Memanggil Tukang Sate

Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan memanggil Tukang sate. Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki).

“Sate ayam lima puluh tusuk!”, perintah Presiden Soekarno. Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor. Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya, sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara besar yang baru berusia satu hari.


6. Soekarno Memandikan Penumpang Pesawat dengan Air Seni

Rasa-rasanya di dunia ini, hanya The founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Bung Karno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat, dan Dr. Soeharto (dokter pribadi Bung Karno), menumpang pesawat Fighter Bomber bermotor ganda.

Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang termasuk dirinya.


7. Bung Hatta Berbohong Demi Proklamasi

Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia.

Bung Hatta memakai paspor dengan nama 'Abdullah - co-pilot'. Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi.

Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an, dan Gandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa 'Abdullah' itu adalah Mohammad Hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya.'You are a liar !' ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.


8. Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon

Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat di dokumentasikan dan di saksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka.

Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar, padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di Halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang saat itu?


9. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah

Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah. Dan anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah.


Diah menemukan draft proklamasi itu di dalam keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun, 9 bulan, 19 hari.


10. Indonesia Mungkin Saja Punya Lebih Dari Dua Proklamator

Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya 'lebih dari dua' proklamator. Pada saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya.

Tetapi, usul ditolak oleh Soekarni, salah seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta, dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni, dan Sajuti Melik. 'Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau', gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.


11. Gelar Proklamator Hanyalah Gelar Lisan

Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun. Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.


12. Tidak Ada Nama Jalan Soekarno-Hatta

Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia, dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang memproklamirkan kemerdekaan, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia.

Sampai detik ini, tidak ada 'Jalan Soekarno-Hatta' di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.


13. Soepeno Satu-Satunya Menteri Yang Tewas Ditembak Belanda

Perjuangan frontal melawan Belanda, ternyata tidak hanya menelan korban rakyat biasa, tetapi juga seorang menteri kabinet RI. Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta, merupakan satu-satunya menteri yang tewas ditembak Belanda.

Sebuah ujung revolver, dimasukkan ke dalam mulutnya dan diledakkan secara keji oleh seorang tentara Belanda. Pelipis kirinya tembus kena peluru. Kejadian tersebut terjadi pada 24 Februari 1949 pagi di sebuah tempat di Kabupaten Nganjuk , Jawa Timur. Saat itu, Soepeno dan ajudannya sedang mandi sebuah pancuran air terjun.


14. Jenderal Soedirman Tidak Pernah Duduki Jabatan Resmi

Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia, Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet Republik Indonesia. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun.


15. Sutan Sjahrir Memiliki Prestasi “Luar Biasa”

Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama, menjadi orang Indonesia yang memiliki prestasi “luar biasa” dan tidak akan pernah ada yang menandinginya. Waktu beliau wafat, 1966 di Zurich, Swiss, statusnya ialah sebagai "tahanan politik". Tetapi, waktu dimakamkan di Jakarta beberapa hari kemudian, statusnya berubah sebagai "Pahlawan Nasional Indonesia".


16. 17 Agustus Merupakan Tanggal Kematian Bagi Pencetus Pilar Indonesia

Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, WR. Soepratman (wafat 1937), dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894).


17. Hubungan Antara Revolusi Indonesia dan Hollywood Memang Dekat.

Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa Presiden Soekarno. Pada 1956, peristiwa tersebut “hampir secara kebetulan” dirayakan di sebuah hotel Hollywood.

Bung Karno saat itu mengundang aktris legendaris, Marylin Monroe, untuk sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di antaranya Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi Presiden AS).

Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan Marilyn dalam hal protokol. Pada pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan “Mr. President” atau “Your Excellency”, tetapi dengan “Prince Soekarno”.


18. Setting Revolusi di Indonesia Diangkat Ke Dalam Film

Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, 'Tahun Vivere Perilocoso' (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film 'The Year of Living Dangerously'.

Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan Australia yg ditugaskan ke Indonesia pada 1960-an, pada detik2 menjelang peristiwa berdarah th 1965. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing.


19. Bendera Merah Putih dan Perayaan Tujuh Belasan Bukan Hanya di Indonesia

Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960.

Selain itu, masih menjadi perdebatan apakah lagu Indonesia Raya benar-benar merupakan karya asli WR Supratman, ataukah 'terinspirasi' oleh lagu Perancis, 'Les Marseilles', yg memiliki nada-nada yg sangat mirip?


20. Kalimantan Dipimpin 3 Kepala Negara

Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, terdapat 3 kepala negara yang memerintah. Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak, Malaysia), serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei Darussalam).


21. Ibukota Negara Indonesia Berpindah Sampai Tiga Kali

Belum ada negara di dunia ini, yang memiliki ibukota sampai tiga dalam kurun waktu relatif singkat. Antara 1945 dan 1948, Indonesia mempunyai 3 ibukota, yakni : Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948), dan Bukittinggi (1948-1949).


22. Akbar Tanjung Jadi Menteri Pertama “Orang Indonesia Asli”

Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar 'orang Indonesia asli'. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu.

'Orang Indonesia asli' pertama yang menjadi menteri adalah Ir. Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan (1988-1993), era pemerintahan Soeharto.


Demikian misteri-misteri seputar proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Sejarah yang begitu sakral untuk seluruh rakyat Indonesia, karena berawal dari sanalah Indonesia dapat menjadi sebuah negara yang merdeka, mandiri, yang tidak lagi ditindas oleh kesemena-menaan para bangsa penjajah.



Sumber : evolution-viets.blogspot.com, berbagai sumber lainnya

Created By....
viets jeremy
READ MORE - Misteri Dibalik Hari Peringatan Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Biografi IR.Soekarno Presiden Pertama RI



Ir. Soekarno terlahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo (lahir 6 Juni 1901 - meninggal 21 Juni 1970) adalah Presiden pertama Indonesia pada periode 1945-1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila. Ia adalah bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang dicetuskan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya - berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan Jendral Soeharto untuk menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar menjadi dasar Letnan Jenderal Soeharto untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggung jawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Presiden Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS di tahun yang sama dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia. Dia dipaksa lengser dari kekuasaannya saat itu oleh Soeharto, dan berada di bawah tahanan rumah hingga akhir hayatnya.


Nama



Ketika dilahirkan, Soekarno diberikan nama Kusno Sosrodihardjo oleh orangtuanya. Namun karena ia sering sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna. Nama "Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf "a" berubah menjadi "o" sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".

Ejaan nama "Sukarno" sering digunakan dalam bahasa Inggris karena berdasarkan ejaan resmi baru di Indonesia EYD (ejaan yang disempurnakan) sejak tahun 1947, namun di kemudian hari ketika menjadi Presiden RI, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda), Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah.


Di Indonesia dia pun dikenal dengan sebutan "Bung Karno" atau "Pak Karno". Seperti kebanyakan orang Jawa pada umumnya, ia hanya memiliki satu nama , dan di dalam konteks keagamaan, ia pun kadang-kadang disebut sebagai "Achmed Sukarno".


Achmed Soekarno

Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, "Siapa nama kecil Soekarno?" karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga. Entah bagaimana, seseorang lalu menambahkan nama Achmed di depan nama Soekarno. Hal ini pun terjadi di beberapa Wikipedia, seperti wikipedia bahasa Ceko, bahasa Wales, bahasa Denmark, bahasa Jerman, dan bahasa Spanyol.



Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed di dapatnya ketika menunaikan ibadah haji. Dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno, dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab.


Latar Belakang


Soekarno dilahirkan dari rahim seorang ibu keturunan bangsawan Bali bernama Ida Ayu Nyoman Rai beragama Hindu dari Kabupaten Buleleng, sedangkan ayahnya juga seorang bangsawan Jawa bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo yang beragama Islam. Kedua orang tuanya tersebut bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru, ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali. Soekarno yang terlahir dengan nama Kusno Sosrodihardjo, lahir di Blitar, Jawa Timur di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), pada tanggal 6 Juni 1901. Sesuai dengan adat Jawa, ia pun berganti nama karena sering sakit pada masa kanak-kanaknya.



Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto, seorang nasionalis masa depan, mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.), sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Keberagaman, yang ada di antara elite berpendidikan kecil koloni itu, membuat Sukarno fasih dalam beberapa bahasa. Selain bahasa Jawa di masa kecilnya, ia pintar berbahasa Sunda, Bali, dan Indonesia, terutama Belanda khususnya. Dia pun cukup mahir dalam bahasa Jerman, Inggris , Perancis, Arab, dan Jepang. Dibantu pula oleh kemampuan memori fotografis yang dimilikinya dan pikirannya pun dewasa sebelum waktunya. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa).

Tamat H.B.S. tahun 1920, Pada tahun 1921 Soekarno mulai belajar di Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, masuk teknik sipil, jurusan arsitektur, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.


Dalam studinya, Soekarno "sangat modern", baik dalam ilmu arsitektur dan ilmu politik. Soekarno memiliki pandangan ide-ide dalam berpakaian, dalam perencanaan ibukota imajinernya (akhirnya Jakarta), dan dalam politik sosialisnya, meskipun ia tidak berselera pada seni musik pop modern, ia sempat memenjarakan Koes Plus kala ia menjabat sebagai Presiden RI karena diduga lirik lagu mereka menurunkan reputasinya dalam mempermainkan perempuan. Menurut Sukarno, modernitas buta akan ras, murni, dan bergaya ke Barat-an, serta anti-imperialis.


Masa Pergerakan Nasional

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal bakal partai pro-kemerdekaan, Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan dan dipimpinnya pada tahun 1927. Ia menentang imperialisme dan kapitalisme karena menurutnya kedua sistem tersebut memperburuk kehidupan rakyat Indonesia. Dia berharap bahwa Jepang akan memulai perang melawan kekuatan Barat dan kemudian Indonesia bisa mendapatkan kemerdekaan lewat bantuan Jepang. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dihukum dua tahun penjara, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal: Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. Pada saat dibebaskan, dia menjadi pahlawan yang sangat populer.




Perang Dunia II dan Pendudukan Jepang

Pada awal tahun 1929, selama Kebangkitan Nasional Indonesia , Soekarno dan sesama pemimpin nasionalis Indonesia Mohammad Hatta (kemudian Wakil Presiden), pertama meramalkan Perang Pasifik dan dengan adanya peluang pendudukan Jepang di Indonesia maka dapat menyebabkan kemerdekaan untuk Indonesia.

Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan" keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.
Pada Februari 1942, Kekaisaran Jepang menginvasi Hindia Belanda dengan cepat dan mengalahkan barisan pasukan Belanda, bis, dan truk yang ditumpangi Soekarno tiga ratus kilometer menuju Padang , Sumatera Barat. Belanda bermaksud menjadikannya tahanan, namun tiba-tiba meninggalkannya demi menyelamatkan diri.

Jepang memiliki catatan sendiri tentang Soekarno dan mendekatinya dengan rasa hormat dengan maksud ingin menggunakannya untuk mengatur dan menenangkan orang Indonesia. Di sisi lain Sukarno ingin menggunakan Jepang untuk membebaskan Indonesia: "Puji syukur Tuhan, Tuhan telah menunjukkan jalan, di lembah Ngarai aku berkata: Ya, kemerdekaan Indonesia hanya dapat dicapai dengan Dai Nippon ... Untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku, aku melihat diriku pada cermin Asia ."



Selanjutnya, pasukan pribumi di Sumatera dan Jawa membantu Jepang melawan Belanda tetapi tidak mau bekerja sama dalam memasok bahan bakar penerbangan yang penting bagi upaya perang Jepang. Kesal atas dukungan masyarakat pribumi dalam memasok bahan bakar, Jepang membawa Sukarno kembali ke Jakarta. Ia membantu Jepang dalam memperoleh bahan bakar penerbangan dan tugas wajib militer, disebut Kerja Paksa dalam bahasa Indonesia dan Romusha dalam bahasa Jepang. Akhirnya Sukarno pun malu dengan perannya di romusha itu. Ia juga terlibat dengan Peta dan Heiho (pasukan relawan tentara Jawa) melalui pidato yang disiarkan di radio Jepang dan jaringan pengeras suara di seluruh Jawa. Pada pertengahan 1945 unit tersebut telah berjumlah sekitar dua juta, dan sedang mempersiapkan diri untuk mengalahkan pasukan Sekutu yang dikirim untuk memperebutkan Jawa kembali.



Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh-tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dia juga menjadi kepala Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Dokuritsu Junbi Cosakai dalam bahasa Jepang, yang diselenggarakan melalui komite Jepang untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia nantinya. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.

Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.
Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, diantaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok Peristiwa Rengasdengklok.

Pada 10 November 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Soekarno dan ketiga tokoh Indonesia tersebut diberi tanda kehormatan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) oleh Kaisar Jepang di Tokyo. Hal tersebut membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, berarti ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri.

Pada tanggal 7 September 1944, dengan pertempuran yang buruk bagi Jepang, Perdana Menteri Koiso menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia, meski tanpa tanggal penetapan. Pengumuman ini terlihat, menurut sejarah resmi AS, sebagai pembenaran besar yang nyata dalam kolaborasi antara Sukarno dengan Jepang. Pada saat itu Amerika Serikat menganggap Sukarno adalah salah satu "pemimpin kolborasi."


Perjuangan Kemerdekaan



Setelah Jepang menyerah pada bulan Agustus 1945, Soekarno, Mohammad Hatta, dan Dr Radjiman Widjodiningrat dipanggil oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri. Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang,antara lain dalam kasus romusha.

Fatmawati

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Dokuritsu Junbi Iinkai dalam bahasa Jepang, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.



Terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta dinilai oleh banyak orang sebagai pemimpin yang berkompeten pada waktu itu. Mereka dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Awalnya mereka dipaksa oleh kelompok-kelompok pemuda untuk tanpa ragu dalam menyatakan kemerdekaan Indonesia - pemuda pada masa itu merasa bahwa kevakuman kekuasaan (Vacuum Of Power) yang disebabkan oleh berita tentang menyerahnya Jepang harus diupayakan sebagai kesempatan emas dalam mendeklarasikan kemerdekaan sebelum sekutu kembali membentuk pemerintahan kolonial di wilayah tersebut. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak - dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang dan khawatir akan pertumpahan darah dan perang yang akan terjadi atas dasar kecurigaan terhadap orang Indonesia yang memberontak melawan Jepang oleh kekuatan sekutu yang segera akan mengambil kekuasaan mereka kembali. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan moment tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia, yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 yang saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci kaum muslim, yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW, yakni Al Qur-an. Untuk memaksa kebuntuan itu berakhir, ia dan Mohammad Hatta diculik oleh kelompok pemuda Indonesia ke Rengasdengklok, Karawang, tidak jauh dari Jakarta untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Akhirnya, Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.


Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP.Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada dimana 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.



Visi Soekarno 1945 untuk konstitusi Indonesia terdiri dari Pancasila (lima prinsip). Filsafat politik Sukarno terutama bersumber dalam unsur Marxisme , Nasionalisme, dan Islam. Hal ini tercermin dalam gagasan Pancasila versinya ia mengusulkan kepada BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia), dimana dukungan awal aslinya disepakati bersama dalam sebuah pidato pada 1 Juni 1945 :

1. Kebangsaan Indonesia (Indonesian Nationality), penekanan pada Nasionalisme.
2. Internasionalisme, penekanan tentang kesetaraan dan kemanusiaan.
3. Musyawarah mufakat (Konsensus Permusyawaratan ), penekanan pada demokrasi perwakilan yang tidak memegang dominasi etnis, namun suara yang sama untuk setiap anggota dewan.
4. Kesejahteraan Sosial ( Kesejahteraan Sosial ), dipengaruhi Marxis, penekanan pada Sosialisme Kerakyatan.
5. KeTuhanan Yang Berkebudayaan, Monoteisme



Dalam pidato yang sama, ia berpendapat bahwa semua prinsip-prinsip bangsa dapat diringkas dalam frase gotong royong. Parlemen Indonesia, didirikan atas dasar konstitusi asli ini(dan kemudian direvisi), terbukti semua tapi tak terkendalikan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara berbagai perbedaan sosial, politik, dan etnis faksi-faksi agama.


Masa Perang Revolusi
-
PK 5

Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu. (dibawah Inggris) meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby.

Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.

Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi kemerdekaan,sistem pemerintahan berubah menjadi semi-presidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.

Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.


Masa kemerdekaan

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.



Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat dikalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang mempercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.




Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC).













Kejatuhan

Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh. Hatta, pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan puncaknya, pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak dapat "memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.


Akhir Hayat

Kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan Agustus 1965. Sebelumnya, ia telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Ia masih bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan politik oleh penggantinya Soeharto.
Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi. Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan anggota tim dokter kepresidenan. Tidak lama kemudian dikeluarkanlah komunike medis yang ditandatangani oleh Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono beserta Wakil Ketua Mayor Jenderal Dr. (TNI AD) Rubiono Kertopati.

Komunike medis tersebut menyatakan hal sebagai berikut:

1. Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 1970 jam 20.30 keadaan kesehatan Ir. Soekarno semakin memburuk dan kesadaran berangsur-angsur menurun.
2. Tanggal 21 Juni 1970 jam 03.50 pagi, Ir. Soekarno dalam keadaan tidak sadar dan kemudian pada jam 07.00 Ir. Soekarno meninggal dunia.
3. Tim dokter secara terus-menerus berusaha mengatasi keadaan kritis Ir. Soekarno hingga saat meninggalnya.



Walaupun Sekarno pernah meminta agar dirinya dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor namun pihak militer memilih Kota Blitar, Jawa Timur, yang merupakan kota kelahirannya, sebagai tempat pemakaman Soekarno.

Ir. Soekarno
Soekarno

Masa jabatan
17 Agustus 194512 Maret 1967(21 tahun)
Wakil Presiden Mohammad Hatta (1945)
Pendahulu Tidak ada, jabatan baru
Pengganti Soeharto

Lahir 6 Juni 1901
Flag of the Netherlands.svg Surabaya, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal 21 Juni 1970 (umur 69)
Flag of Indonesia.svg Jakarta, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Partai politik PNI
Suami/Istri Oetari (1921-1923)
Inggit Garnasih (1923-1943)
Fatmawati (1943-1956)
Hartini (1952-1970)
Kartini Manoppo (1959-1968)
Ratna Sari Dewi (1962-1970)
Haryati (1963-1966)
Yurike Sanger (1964-1968)
Kartini Manoppo
Heldy Djafar (1966-1969)
Anak Guntur Soekarnoputra
Megawati Soekarnoputri
Rachmawati Soekarnoputri
Sukmawati Soekarnoputri
Guruh Soekarnoputra (dari Fatmawati)
Taufan Soekarnoputra
Bayu Soekarnoputra (dari Hartini)
Totok Suryawan (dari Kartini Manoppo)
Kartika Sari Dewi Soekarno (dari Ratna Sari Dewi)
Profesi Insinyur
Politikus
Agama Islam
Tanda tangan Soekarno's  signature



Sumber : Wikipedia©






Created By....
viets jeremy
READ MORE - Biografi IR.Soekarno Presiden Pertama RI

Binatang Pecinta Komputer,..yg suka tidur dalam CPU.. ( Aneh )

Seorang wanita di amerika mengalami gangguan dengan CPU rumahnya, ia mengakui kepada teknisi vendor computernya bahwa computernya mengeluarkan suara mendesis dan performa CPUnya menjadi menurun jauh, dan kadang - kadang suka hang tanpa sebab. Sang teknisi pun memutuskan untuk datang langsung ke TKP untuk mengecek CPU wanita tersebut.


Ketika sang teknisi datang, wanita tersebut menceritakan, " Tadi pagi CPU saya nyalakan kembali dan masih mengeluarkan suara bising mendesis dan akhirnya ada suara seperti percikan api di dalam CPU, dan akhirnya malah seperti ada suara ledakan kecil di dalam dan akhirnya komputer saya mati total sekarang. "

Ketika sang teknisi membuka CPU tersebut, dia dan sang wanita sangat terkejut akan apa yang menyebab CPUnya rusak. Ini yang mereka temukan di dalam :







Dan yang satu ini Kisah Akhir dari Pertengkaran yg tak pernah Usai antara TOM & Jerry...,Ketika TOM Mengejar Jerry,...Lalu Jerry Bersembunyi dalam CPU,,.dan jerry terjebak sehingga dia mati di dalamnya......!! Huhu..Hu..hu... Sungguh menyedihkan...!!!







Created By....
viets jeremy
READ MORE - Binatang Pecinta Komputer,..yg suka tidur dalam CPU.. ( Aneh )